Selasa, 12 Januari 2010

SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK

A. LINGUISTIK TRADISIONAL
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional dari zaman ke zaman, mulai zaman Yunani sampai masa menjelang munculnya linguistik modern di sekitar akhir abad ke-19.
1. Linguistik Zaman Yunani
Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan para linguis waktu itu adalah pertentangan antara fisis dan nomos, dan pertentangan antara analogi dan anomali. Para filsuf Yunani mempertanyakan, apakah bahasa itu bersifat alami (fisis) atau bersifat konvensi (nomos). Bersifat alami maksudnya bahasa itu mempunyai asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti di luar manusia itu sendiri. Bahasa bersifat konvensi maksudnya, makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi atau kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa berubah.
Pertentangan analogi dan anomali menyangkut masalah bahasa itu sesuatu yang teratur dan tidak teratur. Kaum analogi antara lain, Plato dan Aristoteles, berpendapar bahwa bahasa itu bersifat teratur, karena itulah orang dapat menyusun tata bahasa. Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur.
Dari studi bahasa pada zaman Yunani ini kita mengenal nama beberapa kaum atau tokoh yang mempunyai peranan besar dalam studi bahas ini.
a. Kaum Sophis
b. Plato (429 – 347 S.M.)
c. Aristoteles ( 384 – 322 S.M. )
d. Kaum Stoik
e. Kaum Alexandrian
2. Zaman Romawi
Studi bahasa pada zaman Romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman Yunani. Tokoh pada zaman Romawi yang terkenal, antara lain, Varro ( 116-27 S.M. ) dengan karyanya De Lingua Latina dan Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae.
a. Varro dan De Lingua Latina
Dalam buku De Lingua Latina masih juga memperdebatkan masalah analogi dan anomali seperti pada zaman Stoik di Yunani. Buku ini dibagi dalam bidang-bidang etimologi dan morfologi..
a) Etimologi, adalah cabang Linguistik yang menyelidiki asal – usul kata beserta artinya.
b) Morfologi, adalah cabang linguistik yang mempelajari kata dan pembentukannya.
Mengenai deklinasi, yaitu perubahan bentuk kata, Varro membedakan adanya 2 macam deklinasi, yaitu deklinasi naturalis dan deklinasi voluntaris.
a) Deklinasi naturalis, adalah perubahan yang bersifa alamiah, sebab perubahan itu dengan sendirinya dan sudah berpola.
b) Deklinasi voluntaris, adalah perubahan yang terjadi secara morfologis, bersifat selektif dan manasuka.
b. Institutiones Grammaticae atau Tata Bahasa Priscia
Beberapa segi yang patut dibicarakan dalam buku ini antara lain :
a) Fonologi
b) Morfologi
c) Sintaksis
3. Zaman Pertengahan
Dari zaman pertengahan ini yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain :
a) Kaum Modistae masih membicarakan pertentangan antara fisis dan nomos dan pertentangan antara analogi dan anomali.
b) Tata Bahasa Spekulstiva, merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa latin ke dalam filsafat skolastik.
c) Petrus Hispanus, bukunya berjudul Summulae Logicales.
4. Zaman Renaisans
Dianggap sebagai pembukaan abad pemikiran abad modern. Ada 2 hal yang perlu dicatat :
(1) Selain menguasai bahasa Latin, sarjana-sarjana pada waktu itu juga menguasai bahasa Yunani, bahasa Ibrani dan bahasa Arab.
(2) Selain bahasa Yunani, Latin, Ibrani dan Arab, bahasa-bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa, dan malah juga perbandingan.
5. Menjelang Lahirnya Linguistik Modern
Ferdinand de Saussure dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern. Masa antara lahirnya Linguistik Modern dengan masa berakhirnya zaman renainsans ada satu tonggak yang sangat penting dalam sejarah studi bahasa. Mengenai Linguistik tradisional di atas, maka secara singkat dapat dikatakan, bahwa :
a) Pada tata bahasa tradisional ini tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa ujaran dengan bahasa tulisan.
b) Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil patokanpatokan dari bahasa lain.
c) Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara preskriptif, yakni benar atau salah.
d) Persoalan kebahasaan sering kali dideskripsikan dengan melibatkan logika.
e) Penemuan-penemuan atau kaidah-kaidah terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan.

B. LINGUISTIK STRUKTURALIS
1. Ferdinand de Saussure
Dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generale. Buku tersebut sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep :
a) Telaah sinkronik dan diakronik.
b) La Langue dan La Parole.
c) Signifiant dan Signifie.
d) Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik.
2. Aliran Praha
Aliran Praha terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah sorang tokohnya, yaitu Vilem mathesius (1882-1945).Dalam bidang Fonologi aliran Praha inilah yang pertama-tama membedakan dengan tegas akan fonetik dan fonologi. Aliran Praha ini juga memperkenalkan dan mengembangkan suatu istilah yang disebut morfonologi, bidang yang meneliti struktur fonologis morfem.
Dalam bidang sintaksis, Vilem Mathesius mencoba menelaah kalimat melalui pendekatan fungsional. Menurut pendekatan ini kalimat dapat dilihat dari struktur formalnya dan juga dari stuktur informasinya yang terdapat dalam kalimat yang bersangkutan. Struktur informasi menyangkut unsure tema dan rema. Tema adalah apa yang dibicarakan, sedangkan rema adalah apa yang dikatakan mengenai tema.
3. Aliran Glosematik
Aliran Glosematik lahir di Denmark. Tokohnya, antara lain, Louis Hjemslef (1899-1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Sausure. Menurut Hjemslev teori bahasa haruslah bersifat sembarang saja, artinya harus merupakan suatu sistem deduktif semata-mata. Teori itu harus dapat dipakai secara tersendiri untuk dapat memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang timbul dari premis-premisnya. Hjemslev menganggap bahasa itu mengandung dua segi, yaitu segi ekspresi dan segi isi.
4. Aliran Firthian
Nama John R. firth (1890-1960) guru besar pada Universitas London sangat terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Fonologi Prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Ada tiga macam pokok prosodi:
a) Prosodi yang menyangkut gabungan fonem,
b) Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda,
c) Prosod iyang realisasi fonetisnya melampaui satuan yang lebih besar daripada fonem-fonem suprasegmental.
Firth juga terkenal dengan pandangannya mengenai bahasa. Firth berpendapat bahwa bahasa harus memperhatikan komponen sosiologis.
5. Linguistik Sistemik
Nama aliran linguistic sistemik tidak dapat dilepaskan dari nama M.A.K. Halliday. Pokok-pokok pandangan sistemik linguistik adalah
1. SL memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa.
2. SL memandang bahasa sebagai pelaksana
3. SL lebuh mengutamakan pemerian cirri-ciri bahasa tertentu beserta variasi-variasi
4. SL mengenal adanya gradasi atau kontinum.
5. SL, menggambarkan tiga tataran utama bahasa sebagai berikut :
6. Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Aliran ini berkembang pesat di Amerika pada tahun tiga puluhan dan lima puluhan. Faktor yang menyebabkannya adalah :
1. Pada masa itu linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian yang belum diberikan.
2. Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim fisafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme.
3. Diantara linguis-linguis itu ada hubungan yang baik. Aliran strukturalis yang dikembangkan bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi, dan aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian. Karena bermula atau bersumber pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasi unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hirarkinya.
7. Alirean Tagmemik
Menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem. Yang dimaksud dengan Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarakn untuk mengisi slot tersebut. Satuan dasar sintaksis itu, yaitu tagmem, merupakan suatu sistem sel-empat-kisi.

C. LINGUISTIK TRANSFORMASIONAL DAN ALIRAN–ALIRAN SESUDAHNYA
1. Tata Bahasa Transformasi
Dalam buku Noam Chomsky yang berjudul Syntatic Structure pada tahun 1957, dan dalam buku Chomsky yang kedua yang berjudul Aspect of the Theory of Syntax pada tahun 1965. mengembangkan model tata bahasa yaitu transformational generative grammar, dalam bahasa Indonesia dsebut tata bahasa transformasi atau bahasa generatif. Tujuan penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna maka haruslah dapat menggambarkan bunyi dan arti dalam bentuk kaidah- kaidah yang tepat dan jelas. Syarat untuk memenuhi teori dari bahasa dan tata bahasa yaitu :
1. kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat – buat.
2. tata bahasa tersebut terus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau istilah tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik tertentu.
Konsep language dan paroleh dari de sausure, Chomsky membedakan adanya kemampuan (kompeten) dan perbuatan berbahasa (performance). Jadi objeknya adalah kemampuan. Seorang peneliti bahasa harus mampu menggambarkan kemampuan si pemakai bahasa untuk mengerti kalimat yang tidak terbatas jumlahnya, yang sebagian besar, barangkali, belum pernah didengarnya atau dilihatnya. Kemampuan membuat kalimat-kalimat baru disebut aspek kreatif bahasa.
Dalam buku Tata Bahasa Transformasi lahur bersamaan dengan terbitnya buku Syntatic Structure tahun 1957. buku ini sering disebut “ Tata Bahasa Transformasi Klasik“. Kemudian disusul aspect of the theory of syntax dalam buku ini Chomsky menyempurnakan teorinya mengenai sintaksis dengan mengadakan beberapa perubahan yang prinsipil. Tahun 1965 dikenal dengan standar teori, kemudian tahun 1972 diberi nama Extended Standard Theory, tahun 1975 diberi nama Revised Extended Standard Theory. Terakhir buku ini direvisi dengan nama Government and Binding Theory.
Dari kesimpulan tersebut terdiri dari 3 komponen :
1. komponen sintetik
2. komponen semantik
3. komponen fologis
2. Semantik Generatif
Menurut semantik generatf, sudah seharusnya semantic dan sintaksis diselidiki bersama sekaligus karena keduanya adalah satu. Struktur semantic itu serupa dengan struktur logika.
Menurut teori semantik generatif, argumen adalah segala sesuatu yang dibicarakan; sedangkan predikat itu semua yang menunjukan hubungan, perbuatan, sifat , keanggotaan, dan sebagainya.
3. Tata Bahasa Kasus
Tata bahasa kasus diperkenalkan oleh Charles J. Fillmore. Fillmore membagi kalimat atas:
1. Modalitas, yang berupa unsur negasi, kala, aspek, dan adverbia.
2. Proposisi, yang terdiri dari sebuah verba disertai dengan sejumlah kasus.
Yang dimaksud dengan kasus dalam teori ini adalh hubungan antara verba dengan nomina. Verba di sini sama dengan predikat, sedangkan nomina sama dengan argumen dalam teori semantik generatif.
4. Tata Bahasa Relasional
Sama halnya dengan tata bahasa transformasi, tata bahasa relasional juga berusaha mencari kaidah kesemestaan bahasa. Dalam hal ini tata bahasa relasional banyak menyerang tata bahasa transformasi, karena menganggap teori-teori tata bahasa transformasi tidak dapat diterapkan pada bahasa-bahasa lain selain bahasa inggris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar